Ketika Kebodohan dan Kemiskinan Jadi Senjata Penguasa
![]() |
Kemiskinan dan Kebodohan / Kredit foto: ediunisnu blog |
Indonesia, sebuah negeri yang katanya merdeka, namun rakyatnya masih saja terbelenggu dalam jerat kemiskinan dan kebodohan yang tak kunjung usai. Dibawah langit kelabu Jakarta, anak-anak bertelanjang kaki mengejar sisa harapan di antara tumpukan sampah, sementara ibu-ibu mereka mengantri demi segenggam beras dan sebotol minyak goreng dan ayah-ayah mereka yang diambang PHK karena banyak perusahaan gulung tikar.
Bayangkan Indonesia negara yang besar dimana rakyatnya sengaja dibiarkan bodoh dan miskin—bukan karena negara ini tak mampu, tapi karena itu menguntungkan segelintir orang di atas.
Pemerintahan masih dikuasai muka - muka lama, dimana mereka-mereka ini pada pemerintahan lalu kurang perform. Sehingga Pergantian pemerintahan baru tidak membawa harapan baru selagi masih orang-orang itu saja yang berkuasa.
Harapan Bapak Bangsa
Para pendiri bangsa Indonesia memiliki cita-cita dan harapan yang sangat mulia untuk negara ini. Mereka berjuang keras untuk mencapai kemerdekaan dan kedaulatan, memastikan bahwa Indonesia bebas dari penjajahan dan pengaruh asing. Selain itu, mereka menginginkan terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, di mana setiap warga negara memiliki hak yang sama tanpa diskriminasi.
Dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika, mereka berharap agar seluruh rakyat Indonesia, dengan segala perbedaan suku, agama, dan budaya, dapat bersatu. Mereka juga bercita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang merata. Tidak kalah penting, mereka menginginkan sistem pemerintahan yang demokratis, di mana suara rakyat dihargai dan setiap orang memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses politik. Cita-cita dan harapan ini menjadi dasar bagi perjuangan mereka dalam membangun Indonesia yang lebih baik.
Kenapa Penguasa Cinta Banget Sama Rakyat Bodoh & Miskin?
secara umum setidaknya ada 3 point utama mengapa penguasa memelihara kebodohan dan kemiskinan, sebagai berikut:- Makin Bodoh, Makin Gampang Dicuci Otak : Isu agama, ras, atau perang melawan "musuh imajiner" selalu laku di tengah masyarakat yang kurang edukasi.
- Miskin? Cinta Bansos : Bansos jadi "candu" untuk bungkus ketidakmampuan negara membuka lapangan kerja layak.
- Hidup Susah? Salahmu Kurang Usaha! : Alihkan kesalahan ke rakyat, biar sistem korupnya nggak perlu diubah.
Lalu, Apa Dampak Mengerikan Jika Ini Terus Dibiarkan?
setidaknya ada 2 dampak besar yang harus digaris bawahi dari dampak pembiaran masalah ini;
Pertama, Generasi muda Indonesia terjebak pada "Zona Nyaman" Kemiskinan, dimana orang tua miskin menyebabkan anak-anak mereka tidak mendapat pendidikan tinggi sehingga hanya menjadi pekerja kelas rendah berujung kemiskinan. so, ini bukan nasib, ini penjara yang sengaja dibangun oleh orang-orang yang ingin selalu diatas.
Kedua, Demokrasi jadi Dagelan Pemilu cuma pesta pilih "yang kurang jelek", karena rakyat tidak dikasih pilihan berkualitas. Korupsi? Santai, Rakyat Sibuk Cari Makan!. Sementara elit sikat uang negara, warga masih berdebat "Gorengan naik 500 rupiah, salah pemerintah atau Tuhan?"
Solusi masalah ini?
Rakyat Indonesia harus begerak dengan keyakinan dan cita-cita untuk merubah kondisi saat ini karena lawan mereka bukan lagi pihak asing lagi tapi adalah saudara sendiri, seperti yang Bung Karno pernah bilang :
![]() |
Putera sang fajar / Kredit foto: arsip Indonesia |
Jadi Pembelajar, Bukan Pengikut – Stop terima info mentah-mentah, Verifikasi, kritisi, jangan mau jadi korban hoaks!.
Pukul Balik dengan Kreativitas & Skill – Teknologi memungkinkan kita belajar apa aja. Youtuber, desainer, programmer bisa lahir dari kamar kosan!.
Bersatu, Tapi Jangan Dibodohi – Solidaritas itu kuat, tapi jangan sampai dimanfaatkan jadi buzzer atau tumbal politik.
Intinya Mereka ingin kita tetap "sibuk bertahan hidup" sampai lupa kalau sebenarnya kita bisa merajut hidup yang lebih baik. Musuh terbesar bukan kemiskinan, tapi pikiran yang sudah menyerah. So, masih mau diam? Atau mulai bergerak?
Posting Komentar